STRATEGI GRUP GAGAK RIMANG DALAM MELESTARIAN SENI KUDA LUMPING DI TEMANGGUNG
DOI:
https://doi.org/10.52829/jantra.v14i2.94Kata Kunci:
pelestarian seni, Kuda Lumping, Gagak RimangAbstrak
Kuda lumping merupakan kesenian tradisional khas Jawa yang biasa disebut jaran kepang, jathilan, jaran eblek, dan lainnya. Kuda lumping disebut juga sebagai tarian menggunakan alat peraga utama kuda-kudaan yang diiringi musik gamelan. Tantangan era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 adalah adanya ketercerabutan masyarakat dari seni dan budaya lokal salah satunya kuda lumping. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berusaha mengungkap realitas sosial secara benar, sesuai kenyataan, dan didasarkan pada pengumpulan data-data yang dianalisis secara relevan. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan sejarah berdiri, pertunjukan, strategi melestarikan, hambatan dan peluang Gagak Rimang dalam melestarikan seni kuda lumping. Hasil penelitian, menunjukkan upaya Gagak Rimang melestarikan seni kuda lumping dilakukan dengan enam cara. Hambatan Gagak Rimang melestarikan kuda lumping adalah masalah dana, latihan, personil, kurangnya penari rampak putri, dan lainnya. Peluangnya meliputi persaingan antargrup, dukungan dan sinergi dengan pemerintah, ormas, dan masyarakat, serta publikasi gratis di media sosial dari penonton.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Copyright setiap artikel yang diterbitkan oleh Jantra, dipegang sepenuhnya oleh Jantra. Penulis berhak menggunakan data pada artikel yang telah diterbitkan sesuai dengan ketentuan penulisan ilmiah, namun tidak diperkenankan untuk mempublikasikan artikel tersebut pada jurnal atau media publikasi lainnya.



