SENIMAN DAN SENI PERTUNJUKAN DI KAMPUNG KEMLAYAN SURAKARTA 1930-1970
DOI:
https://doi.org/10.52829/jantra.v14i2.90Kata Kunci:
seniman, Kemlayan, seni pertunjukanAbstrak
Penelitian ini berangkat dari pokok permasalahan bahwa publik selama ini memahami seniman hanya saat tampil di panggung, tidak melihat proses kreatif saat tinggal di rumah. Fokusnya adalah komunitas seniman yang bermukim di Kemlayan Surakarta periode 1930-1970. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah meliputi heuristik, verifikasi sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil riset tersebut menunjukkan kelompok seniman istana Kasunanan Surakarta itu memaknai kampung bukan sekadar tempat tinggal, namun tempat berlatih sebelum memamerkan kebolehan di hadapan raja dan tampil di ruang publik. Justru di ruang sempit tersebut mereka berolah kreatif tanpa aturan ketat seperti di lingkungan keraton. Aneka gending dan tarian dilahirkan menguatkan identitas kampung sebagai gudangnya seniman produktif. Aktivitas karawitan dan tari di Kemlayan selama puluhan tahun mengubah wajah kampung seperti panggung yang menyedot perhatian masyarakat. Suburnya kegiatan kesenian juga menyebabkan para bocah di Kemlayan menggemari kesenian dan mempunyai mental panggung. Proses regenerasi akhirnya berjalan baik berkat pertunjukan seni di kampung, dengan bukti banyak keturunan para empu berkiprah di bidang seni.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Copyright setiap artikel yang diterbitkan oleh Jantra, dipegang sepenuhnya oleh Jantra. Penulis berhak menggunakan data pada artikel yang telah diterbitkan sesuai dengan ketentuan penulisan ilmiah, namun tidak diperkenankan untuk mempublikasikan artikel tersebut pada jurnal atau media publikasi lainnya.



