BUDAYA AGRARIA INDONESIA
ORIENTASI ZONDER ‘EXPLOITATION DE L‘HOMME PAR L‘HOMME’ DAN ‘EXPLOITATION DE NATION PAR NATION’
DOI:
https://doi.org/10.52829/jantra.v14i1.88Kata Kunci:
budaya agraria Indonesia, orientasi, Zonder ‘Exploitation De L‘Homme Par L‘Homme’, ‘Exploitation De Nation Par Nation’Abstrak
Undang-Undang Pokok Agraria, yang diberlakukan setelah Revolusi Indonesia 1945, seharusnya memberikan akses ke tanah dan pengembalian yang adil bagi para petani. Pada setiap titik penting dalam sejarah Indonesia modern, masalah kepemilikan lahan dan akses telah memainkan peran penting, menciptakan ketegangan yang kuat antara elit dan masyarakat Indonesia, antara kepentingan pemerintah daerah dan pemerintah pusat dan antara bisnis lokal dan internasional. “Tanah untuk Rakyat” adalah ungkapan revolusi yang sering digunakan. Respons terhadap teritorisasi pemerintah di Indonesia kadang-kadang keras, dengan aktivitas-aktivitasnya. Konfrontasi-konfrontasi ini menunjukkan bahwa isu-isu hak yang mendasar dan tidak dapat dipertemukan atau dipertaruhkan. Solusi untuk mengorientasikan tujuan budaya agraria sesuai Zonder ‘Exploitation De L‘Homme Par L‘Homme’ Dan ‘Exploitation De Nation Par Nation’ sangatlah dibutuhkan. Pembahasan 1). Revitalisasi Agararia 2) Prinsip Zonder ‘Exploitation De L‘Homme Par L‘Homme’ Dan ‘Exploitation De Nation Par Nation’. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan diskripsi analisis. Kesimpulan; Segala bentuk konfrontasi agraria haruslah mengedepankan orientasi Zonder ‘Exploitation De L‘Homme Par L‘Homme’ dan ‘Exploitation De Nation Par Nation’ agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Copyright setiap artikel yang diterbitkan oleh Jantra, dipegang sepenuhnya oleh Jantra. Penulis berhak menggunakan data pada artikel yang telah diterbitkan sesuai dengan ketentuan penulisan ilmiah, namun tidak diperkenankan untuk mempublikasikan artikel tersebut pada jurnal atau media publikasi lainnya.



