TRADISI LARUNG SESAJI PUGER UNTUK MEMBENTUK MASYARAKAT POLISENTRIS

Penulis

  • Aryni Ayu Widiyawati Jurusan IPS, FKIP Universitas Jember

Kata Kunci:

nasionalisme, masyarkat polisentris, Puger, larung sesaji

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis historisitas tradisi petik laut sebagai bagian dari local genius hibridasi budaya antara Islam dan kepercayaan nenek moyang. Sense of belonging yang ada dalam masyarakat Puger menjadi awal terbentuknya masyarakat multikultural yang memperkuat nasionalisme kontemporer dalam ikatan negara kesatuan. Polisentris dalam penelitian ini adalah masyarakat multikultural dengan 300 kelompok etnik dan 1340 suku bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Sejarah dengan tahapan: (1) Heuristik yakni pencarian datadata melalui observasi, teknik kepustakaan, wawancara mendalam dengan pihak terkait, (2) Kritik, yakni kritik Intern melalui kesaksian nelayan, dan juru kunci tradisi Larung Sesaji di Puger, dan kritik ekstern melalui dosen dan budayawan terkait dengan budaya, (3) Interpretasi, penjelasan dari data yang sudah diverifikasi, (4) Historiografi, yakni penulisan sejarah. Hasil dari penelitian diketahui bahwa serangkaian acara petik laut menggabungkan ajaran Islam dan adat animisme. Maksud dan tujuan dari berbagai upacara sedekah laut tersebut biasanya sama, yaitu memohon pada Tuhan agar para nelayan dianugerahi hasil laut yang melimpah pada tahun yang akan datang dan dihindarkan pula dari malapetaka selama melaut. Kebanyakan masyarakat nelayan tersebut meyakini bahwa laut memiliki penunggu (penjaga berupa makhluk gaib). Karena itu, di setiap penyelenggaraan ritual slametan laut, merupakan sikap masyarakat membentuk solidaritas sosial dalam bangsa polisentris.

Unduhan

Diterbitkan

2018-12-01